Saya termasuk orang yang suka dengan puisi. Almarhum Ayah saya dulu sering menulis. Tulisannya banyak dimuat di koran. Dulu dikumpulkan seperti di-kliping, karya yang dimuat tersebut.
Demikian juga puisi. Ayah saya juga pernah mempunyai banyak karya puisi. Beberapa karyanya cukup terkenal di daerahku. Puisinya bahkan sering dijadikan puisi wajib di ajang lomba pembacaan puisi. Di tingkat kecamatan 🙂
Hari ini Eyang Sapardi Djoko Damono berpulang. Saya tahu namanya sejak saya membaca diktat kuliah Kakak saya. Kakak saya kuliah di IKIP Negeri Jakarta, mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ada contoh-contoh puisi di diktat kuliahnya, salah satunya adalah karya Eyang Sapardi.Â
Hari ini ketika ada teman saya mengirimkan foto lembaran puisi “Aku Ingin”, ingatan saya seperti kembali ke masa itu, ketika saya membolak-balik diktat kuliah kakak saya tersebut.  Semua ternyata begitu cepat ya?
Pelajarannya adalah, semua orang dapat berhasil dalam berkarya, jika bersungguh-sungguh.
Karya apa saja sebenarnya bagus. Terus berkarya adalah salah satu hal yang harus dijadikan semangat.
Segeralah ambil kesempatan selagi mampu. Semakin cepat kita beraksi, maka akan semakin besar peluang keberhasilan yang kita dapatkan.
Kegagalan adalah sesuatu yang pasti — pernah dan akan dihadapi.
Ada yang berpesan bahwa gandakanlah kegagalanmu. Masuk akal sih. Semakin sering gagal, berarti semakin dekat menuai keberhasilan bukan?
Konon ada ahli fotografi yang berujar, bahwa 5 ribu pertama dari hasil jepretan kameranya adalah foto terjeleknya. Banyak sekali! Mungkin tidak persis 5 ribu kali, tapi bagaimanapun, ketekunan dan kegigihan adalah kunci utamanya.
Sebagai intermezo, bagi kalian yang suka dengan fotografi, silakan ke tautan ini, tentang pemotretan di bawah laut Bali. Tetaplah semangat!